BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Masalah
Selama hidupnya manusia pasti pernah mengalamikegelisahaan
baik intensitasnya sering atau pu jarang, apalagi di era globalisasi seperti
saat ini membutuhkan tingkat kompetitifitas yang tinggi untuk hidup di dalamnya.
Kegelisahan sudah menjadi hal yang lumrah dialami oleh setiap individu manusia. untuk itu beruntung sekali kami
mendapatkan bagian materi ini dengan harapan dapat membantu teman-teman untuk
memahami artikegelisahan (kegalauan), hal yang menyebabkan kegelisahan dan
cara-cara mengatasi kegelisahaan.
1.2 Tujuan Masalah
Agar kita bisa
mengambil hikmah dari materi ini bahwa semua kepuasan tidak dapat terpuaskan .
tetapi juga ada yang membutuhkan kesabaran untuk menundanya, dan bahkan bila
perlu motif itu ditinggalkan agar tidak menimbulkan kegelisahan.Selain itu juga
untuk memberikan wawasan terhadap manusia dan kegelisah bagaimana: memahami
pengertian kegelisahan dan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
gelisah dan cara mengatasi kegelisahan.
Sehingga kita bisa menjadi manusia yang lebih baik.
1.3 Rumusan Masalah
Secara garis besar makalah ini akan membahas mengenai
manusia dan kegelisahan. Dengan adanya pembahasan ini kami akan memaparkan
tentang manusia dan kegelisahan. Serta faktor-faktor apa sajakah yang
menyebabkan kegelisahan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kegelisahan dan sumber-sumbernya
Pada prinsipnya manusia merupakan mahluk hidup yang
diarahkan oleh motipasi dan cita-citanya. Hampir semua tingkah laku manusia
dapat dipandang sebagai usaha untuk memuaskan hasrat biologis mereka. Tetapi
tujuan itu sering sulit atau bahkan kemungkinan kecil untuk di capai.
Kegelisahan disini diartikansuatu kondisi dimana orang menghadapi halangan atua
rintangan dalam mengatasi rintangan tersebut. Pada hakekatnya kegelisahan
menunjuk pada motivasi yang terhalang dan dalam keadaan tak terpuaskan.
Banyak
orang berpikir bahwa kegelisahan merupakan keadaan yang tak “diinginkan”.
Tetapi para ahli jiwa berpikir bahwa kegelisahan merupakan kondisi hidup manusi,atau sebagai “kawan akrab” yang
memberi stimulus kepad tingkah laku manusia. Kegelisahan yang tak terhindarkan
disebabkan olehkompleksitas manusia, lingkungan dimana ia tinggal, dan
keterbatasan fisik dan jiwanya.
2.1.1 Kegelisahan dan kompleksitas manusia
Motif-motif
perbuat yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku tidak timbul dan dapat
mencapi pemuasan dengan cara yang tidak sederhana. Sebaliknya motif-motuf itu
terjadi dalam keadaan ruwet, bahkan kadana-kadang penuh kekacauan. Motif yang
berbeda-beda bersaing satu sama yang lain, dan pemuasan terhadap motif pertama
akan disusul dengan datangnya motif yang lain.
2.1.2 Kegelisahan dan
kondosi lingkungan
Pemuasan yang
menyuluruh pada suatu motif juga hampir tidak mungkin sebab motif tujuan itu
hanya bisa dicapai menyuluruh jika sesuai dengan apa yang tersedia dilingkuan
kita. Pada lingkungan tertentu makanan mungkin tak tersedia untuk memuaskan
rasa lapar, karena orang itu tak mampuh
memperhatikannya mengaguminya yang dapat digunakan untuk memuaskan
keinginannya akan status, keakraban, cinta dan sebagai nya.
hal semacam di atas terlihat baik dalam studi naturalistik,
maupun eksperimenta. Pada sebuah studi yang dilakukan pada saat perang dunia 2.
(keys. et al., 1950 ) sekelompok group selama 6 bulan. Disini mereka diberi
makanan yang tidak mencukupi kebutuhan kalorinya dan bahkan dibuat setengah
kelaparan, sehingga akibat dari kondisi keleparan dalam jangka yang panjang
dapat teramati. Setelah percobaan berlangsung lama ternyata motif mereka hanya
dipenuhi motif makanan. Misalnya pen bicaraan dan mimpi-mimpi mereka hanya
berisi topik makanan, dan bahka hobby dan bacaan mereka hanya berkisar soal
makanan. Motif-motif lain menjadi berkurang seperti sex, humor, kesetiakawanan
sosial, dan sementara itu rasa mudah tersinggung, kecurigaan dan keharmonisan
antara kawan meningkat .
2.1.3 kegelisahan dan ketidak mampuan penyesuaian bertindak
Alasan
ketiga terjadinya kegelisahan yang tak terlelakkan ialah kenyataan bahwa
pencapaiantujuantergantung pada keefektifan dalam penyasuaian; hasil hanya
dapat dicapi jika seseorang mempunyai kebiasaan yang sesuai untuk memanipulasi
lingkungan. Jika tidak damikian akan serupa dengan seseorang ingin menjadi
dokter tetapi tidak lulus SMA PASPAL, inin menjadi seirang maradona tetapi kaki
nya bengkok. Beruntunglah binatang seperti burung dan lebah, misalnya mereka
mempunyai alat yang terbangun dalam sistem
mempunyai insting membuat sarang, pada manusia sangat
sedikit sekali yang lahir dengan insting untuk menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan. Manusia hanya berhasil jika ia mempergunakan reorganisasi
pengalamannya dalam menyasuaikan dirinys dangan lingkungan. Faktor inteligensi,
fisik, dan pengalaman kebiasaan bertindak sehingga manusia tidak dapaat
mencapai tujuannya. Karena manusia tidak sempurna dalam ketiga hal itu, maka
semua orang dapat mencapai semua motifnya denhan penuh karena kekurangan mereka
masing-masing kegelisahan manusia berasal dari tiga sumber ketidak mampuan
mengatasi rintangan kerena alasan fisik, ketidak mampuan mengatasi pembatasan
yang dilakukan oleh orang lain, dan ketidak mampuan memuaskan motif- motif yang
bertentangan.
2.1.4 Keadaan Fisik
Ketiga sumber itu cukup lama, kegelisahan sudah merupakaan
kawan intim dari manusia sejak lahir. Walau gizi sebaik apapun yang diberikan
kepadanya, ia tetap mengalami penundaanpemuasan dirinya, dan ia harus
mengetahui keinginan tidak selalu dipuaskan atau didapat dengan sengsra.
Seseorang yang pernah mendengar bayi menagis meminta air susu ataupun karena
kesakitn akan tau bahwa kegelisahan, kekhawatiran memegang peran dalam
kehidupan bayi.pengalaman yang didapat bayi dalam menghadapi kegelisahan,
kekhawatiran dan ketakutan ini akan berpengaruh pada masa selanjutnya, baik
pada lepel sadar maupun tidak sadar.
Pada masa dewasa ketidakmampuan fisik bukan merupakan sumber
kegelisahan yang pokok, kecuali pada masa epidemi, banjir gempabumi dan bencana
lainnya. Dengan adanya kemajuan di bidang kedokteran, meteorologi dan
geofisika, kegelisahan yang ditimbulkan sumber ini dapat semakin dikurangi.
Kegelisahan dan kekhawatiran yang di timbulkan oleh sebab-sebab fisik tentu
saja harus menghinggapi mereka yang mempunyai cacat fisik seperti kebutaan,
kelimpuhan, ketulian, dan sebagai nya. Pada masa tua, keterbatasan fisik
menjadi penyabab utama dari kegelisaahan manusia lagi. Kekuatan, pancaindera,
potensi dan kapasitas intelektuan mulai turun pada tahap-tahap tertentu, dan
sekalilagi orang-otrang usia lanjut harus menyesuaikan diri kembli dangan
ketidak berdayaannya. Kegelisahan akan semakin menjadi-jadi jika orang usia
lanjut masih menginginkan sesuatu atau motif-motif seperti pada waktu mereka
berusia lebih muda. Tragedi yang selalu dapat ditemui pada orang tua, ialah
bahwa bukan karena mereka menjadi tua, sebab ini adalah proses alami yang tak
dapat dihindari, tetapi karena mereka tidak siap merubah peran, sikap dan
mituf-motif pada saat usia semakin tua.
2.1.5 Lingkungan Sosial
Sementara manusia dapat mengurangi sumber kegelisahan yang
pertama, ia tidak dapat melakukan itu pada sebab yang kedua ini. Sumber
kegelisahan manusia ikut berubah sebagai mana pembangunan teknologi dan ilmu manusia itu sendiri.
Manusia satu dengan lainnya, sehingga jika orang satu dengan lainnya tidak
dapat saling memberi seperti yang diharapkan maka hal ini menjadi sumber
kegelisahan. Manusia akan membutuh kan orang lain dalam hal sebagainya. Motif-motif sosial akan selalu berubah
padahal ketercapainya tergantung pada orang lain yang kadang-kadang
menghalangidengan berbagai hal dan motif. Hal ini akan berlangsung seumur hidup
manusia sehingga akan merupakan penyabab utama dari -kegelisahan manusia.
2.1.6 Motif yang Bertentangan
Sunber kegeliasahan yang paling rumit ialah pertentangan
antara dua motif atau lebih.hakikat harus mengorbankan motif lainnya yang ia
miliki. Kegelisahan ini merupakan kegelisahan yang sudah “built in”karena
individu itu kecenderungan bertindaknya saling bertentangan sendiri.
Kadang-kadang
ini muncul karena keterbatasan jumlah keinginan yang dapat di capai pada suatu
saat., sebab motif-motif dapat muncul secara bersamaan dan membutuhkan
cara-cara yang berbeda untuk mencapainya. Sebagai contoh kita tak dapat
menelpon dua orang pada saat yang bersamaan, atau juga seorang pemuda tidak
dapat membawa dua orang gadis cantik yang dipacarinya menonton kebioskop.
Konflik yang lebih rumit lagi terjadi jika
pencapaian suatu motif harus mengorbankan motif yang lainnya. Seorang
pemuda yang mempunyai minat yang sangat besar terhadap ilmu kedokteran dan
musik sekaligus akan mengalami konflik yang akan menjadi sebab kegeliahannya.
Jika ia ingin menjadi dokter yang baik ia harus meninggalkan cita-citanya
sebagai musikus yang profesional, dan demikian juga sebaliknya. Kegelisahan ini
akan berlangsung lama dan bukan hanya
Konflik
yanglebih sulit lagi ialah jika pemuasan terhadap salah satu motif malah
menguatkan motif yang bertentangan. Kita akan melihat contoh sebagai berikut.
Seorang gadis yang mempunyai motivasi kuat untuk menjadi seorang yang sangat
bermoral tetapi ia terlibat percintaan dengan pemuda yang kelihatan nya kurang
bertanggungjawab. Untuk waktu yang lama ia berusaha keras untuk tidak berhubungan
lebih intim lagi dengan pemuda itu karena motivasi moralnya yang kuat, tetapi
dgn demikian ia mengorbankan keinginannya untuk berhubungan lebih erat dengan
lawan jenisnya. Jika ia ingin memuaskan keinginannya yang terakhir ini ia akan
mengorbankan cita-citanya yang telah ia dapatkan dengan susah payah.
Pertentangan motif seperti ini akan menimbulkan kegelisahan dalam jangka waktu
yang lama.
Konflik
keinginan yang menimbulkan kegelisahan hidup manusia adalah hal yang tak
terhindarkan, sebab manusia merupakan bentuk organisme yang di anugrahkan
dengan keinginan yang multu komplk. Dalam abad moderen macam ini selalu muncul
keinginan –keinginan yang kontradikoris. Keinginan sebagai mahkluk bermoral
tetapi juga inginhak-hal yang bersifat keduniaan wian sering terjadi. Dalam
dunia perguruan tinggi, mahasiswa ingin memperoleh nilai tinggi yang
mengakibatkannya harus belajar keras dan godaan utk berlaku santai maupun kegiatan bermasyarakat yang ingin
diterjuninya membawa konflik dan sekaligus kegelisahan.
A.
Approach-approach conflic
B.
Avoidance-avoidance conflic
C. Approach
avoidance conflic
2.2 Makna kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah. Gelisah artinya rasa
tdk tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tdk dapat tenang (tidurnya),
tdk sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya. Kegelisahan artinyaperasaan
gelisah, khawatir cemas atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini sesuay denga
suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu dihantui rasa
khawatir atau takut. tdk laindari semua itu adalah reaksi natural psikologis
dan psiologis akibat ketegangan sarap dan kondisi-kondisi kritis atau tdk
meyenangkan, pada masing-masing orang terdapat reaksi yang berbedadengan yang
lain,tergantung faktor-faktornya dan itu wajar. Sebab-sebab orang gelisah
adalah karena pada hakekatnya orang takut pada kehilangan hakekatnya. Hal itu
adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dalamalasan
mendasar mengsps msnusia gelisah karena manusia memiliki hati dan perasaan.
Manusia suatu saat dalam hiduonya akan mengalami
kegelisahan. Kegelisahan ini, apabila cukuplama hingga pada manusia, akan
menyababkan gangguanpenyakit. Kegelisahan yang cukuplama akan menghilangkan
kemampuan untuk merasa bahagia.
2.2.1
Macam-macam Defenisi Kegelisahan
a) Kegelisahan
secara umum dalam buku IBD karya Drs. Joko tri prasetyo diartikan sebagai suatu
kondisi dimana orang-orang menghadapi halangan atau rintangan dalam mengatasi
rintangan tersebut. Pada hakekatnya kegelisahan menunjukan pada motivasi yang
terhalang dan dalam keadaan yang tak terpuaskan.
b) Menurut para
ahli jiwa, kegelisahan merupakan kondisi hidup manusia, atau sebagai “kawan
akrab” yang memberi stumulus kepada tingkah laku manusia. Kegelisahan yang tak
terhindarkan disebabkan olehkompleksitas manusia, lingkungan dimana ia tingal,
dan keterbatasan fisik dan jiwanya.
2.2.2
Kegelisahan Berdasarkan Sifatnya
a) Bersifat
murni:yaitu merasa gelisah tanpa mengatahui kegelisahannya, seolah-olah tapa
sebab.
b) Bersipat
terapan :yaitu terjadi dalam peristiwa kehidupan sehari hari, seperti
kegelisahan orangtua karena anaknya belum pulang sampai malam.
2.3 Makna Kecemasan (
Anxiety )
Kecemasan berhubungan dengan suatu yang dirasa mengancam.
Berbeda dengan rasa takut yang jelas objeknya, kecemasan terkadang tidak jelas
objeknya mengapa seseorngan menjadi cemas, bahkan, jika seseorang sering cemas
terhadasp sesuatu bisa mengembangkan kepribadian cemas.
Menurut Nevid (2005), kecemasan dapat menjadi reaksi emosiaonal yang normal
dibeberapa situasi lain.
Menurut Sumadinata (2004), mengatakan bahwa seseorang yang
merasa khawatir karena menghadapi
situasi yang tidak bisa mengharapkan sesuatu pertolongan , dan tidak ada
harapan yang jelas akan mendapatkan hasil. Kecemasan dan kekhawatiran yang ringan dan menjadi sebuah motivasi.
Sedangkan kecemasan dan khehawatiran yang kuat dan negatif dapat
menimbulkan gangguan fisik dan psikis.
Kecemasan merupakan sebuah fenomena kognitif, dimana
seseornga merasa sesuatu akan terjadi di luar kehendaknya dan tidak dapat diprediksi. Kecemasan akan
diperparah jika seseorang merasa tidak sanggup menghadapinya karena meragukan
kemampuan diri sendiri.
Menurut Heber dan Ruyon (1984), Kecemasan dapat
dimanisfestasikan dalam empat hal:
1. Kognitif (
dalam pikiran Individu)
2. Motorik (
dalam tindakan)
3. Somatik (
dalam reaksi fisik/biologis)
4. Afektif ( dalam emosi Individu)
2.2.1 Perasaan Cemas
menurut Sigmaound Freud ada tiga macam, yaitu:
1. Kecemasan
obyektif. Kegelisahan ini mirip dengan kegelisahan terapan, seperti anaknya
yang belum pulang, orang tua sakit keras, dsb.
2. Kecemasan
neurotik (saraf). Hal ini timbul akibat pengamatan tentang bahaya dari naluri.
Contohnya dlm penyasuaykandiri dgn lingkungan,rasa takut yang irrasional
semacam fobia, rasa gugup dan sebagainya
3. Kecemasan
moral. Hal ini muncul dari emosi diri sendiri seperti perasaan
iri,dengki,dendam,hasud, marah, rendahdiri,dsb.
Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
Mengena mengatasi
kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendi,yaitu kita harus
bersikap tenang. Dengan sikap tenang kta dapat berpikir tenang, segala irisan
dapat kita atasi. Dengan ketenagan ini orang yang mengancam kita mungkin akan
mengurungkan niatnya. Dalam ajaran islam manusia diperintahkan utk meningkat
kan iman,takwa,dan amalsholeh seperti di firmankan:”sesungguhnya manusia
diciptakan bersipat keluh kesah lagi kikir; apabila ditimpa kekuasaan, ia
berkeluh kesah, tapi bila mendapat kebaikan, ia amat kikir kecuali orang orang
yang mengerjakan sholat, membagi hartanya dan orang-orang yang takut terhadap
hari pembalasan dan azab tuhannya” (Q.s al-ma’aarj :19-27)
Hanya dengan
cara mendekatkan diri kepada tuhan, maka hati gelisah manusia akan hilang.
Mendekatkan diri bukan hanya bukan hanya cara vertikaltetapijuga secara
horizontal
2.4 Makna
Ketersaingan
Ketersaingan berasal dari kata tersaing, dan kata itu adalah
dari kata asing. Kata asaing berarti sendiri tdk kenal orang sehingga kata
tersaing beerarti tersisihka dari pergaulan,terpisahkan dari yang lain, atau
terpencil. Jadi ketersaingan berarti hal-hal yang berkanaan dengan tersisihkan
dari pergaulan terpencil atau terpisah dari yang lain.
Terasing
atau keterasingan adalah bagian dari hidup manusia. Sebentar atau lama orang
mengalami keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu
sama lain.
Sebab-sebab Keterasingan karena adanya perbuatan yang tidak dapat
diterima oleh masyarakat. Perbuatan ini antara lain: mencuri, membunuh,
melakukan pelecehan seksual, bersifat angkuh atau sombong, dan kaku, suka
berkelahi dan sikap rendah diri.
Sikap
rendah diri menurut Alex Gunur adalah
sikap kurang baik. Sikap ini menganggap atau merasa dirinya selalu atau tidak
berharga, tidak atau kurang laku, tidak atau kurang mampu dihadapan orang lain,
sehingga merasa dirinya lebih rendah dari orang lain. Sikap ini juga disebut
sikap minder, jadi, bukan orang lain yang memandang dirinya rendah, tetapi
justru dirinya sendiri.
Sebab-sebab seseoarang bersikap rendah diri, antara lain:
a) Keterasingan
karena cacat fisik
b) Keterasingan
karena sosial ekonomi
c) Keterasingan
karena rendah pendidikan
d) Keterasingan karena
perbuatannya
2.5 Makna Kesepaian
Kesepian berasal dari kata sepi, artinya sunyi, lengang,
tidak ramai, tidak gundah, tidak ada kendaraan, tidak banyak tamu, tidak banyak
pembeli, dan lain sebagainya. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian
bagian dari hidup manusia, lama atau sebentar perasaan kesepian ini tergantung
pada mental orang dan kasus penyebabnya.
Sebab-sebab Terjadinya Kesepian seperti frustasi, tidak suka
bergaul, ia lebih suka hidup sendiri dan disebabkan juga karena keterasingan
serta takut kehilangan nama baik dan hak-haknya.
2.6 Makna
Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak
menentu(pikirannya) atau mendua, atau apa yang dipikirkan tidak searah, kemana
tujuan tidak jelas. Itu semua adalah akibatpikirannya tidak dapat konsentrasi.
Ketidakpastian atau ketidaktentuan itu adalah bagian dari hidup manusia. Setiap
orang hidup pernah mengalaminya. Bahkan anak kecil sekalipun pernah
mengalaminya, misalnya, ketika ditinggalkan ibunya, ia menangis kebingungan.
Kebingungan itu menunjukan ketidakpastian. Seperti anak ayam kehilangan
induknya.
Ketidakkonsentrasian atau ketidakpastian itu disebabkan oleh beberapa sebab. Menurut
Siti Meichati dalam bukunya.
a) Obsesi
Merupakan gejala Neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau
perasan tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak
menyenangkan atau sebab-sebab tak diketahui oleh penderita.
b) Phobia
Ialah rasa ketakutan yang tak terkendalikan, tidak normal,
kepada suatu hal atau kejadian, tanpa diketahui sebabnya.
c) Kompulsi
Ialah adanya keragu-raguan yang sangat mengenai apa yang
telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari untuk selalu
melakukan pebuatan-perbuatan yang serupa berulang kali.
d) Histeria
Ialah neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental,
kekecewaan, pengalamn pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu
menguasai diri, atau sugesti dari sikap orang lain.
e) Delusi
Menunjukan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkansuatu
keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan
tidak sesuai dengan pengalaman.
f) Halusinasi
Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindra.seperti
para prewangan (medium)dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi
g) Keadaan Emosi
Dalam keadaan tertentu seseorang sangat terpengaruh oleh
emosinya. Ia sampai pada keseluruhan pribadinya: gangguan pada nafsu makan,
pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat tekanan darah tinggi/lemah.
Sikapnya dapat apatis atau terlalu gembiradan karena itu dilepaskan di dalam
gerakan-gerakan lari-larian, nyanyian, ketawa atau berbicara.
Untuk menghadapi
kegelisahan biasanya denga menggunakan sikap positif yang bisa berlaku umum.
Ini akan berwujud tindakan-tindakan yang sangat dianjurkan yaitu meliputi:
§ Pertama, hadapi dan
rencanakan segala kemungkinan problema yang timbul dan sikap yang dibayangkan
akan terjadi, sampai pada saat yang sejelek mungkin.
§ Kedua, susunlah
persiapan cara-cara menghadapi beserta pemecahannya.
§ Ketiga,
mendeteksisebanyak mungkin tentang hal-hal yang menyebabkan gelisah termasuk di
dalamnya sebab-sebab dan problema.
§ Keempat, hadapilah
dengan tabah kegelisahan beserta sebab-sebabnyadan problemnya dan bersiap
sedia.
§ Kelima, jika mampu
meskipun tidap dapat secara spontan hilangkanlah sebab-sebab kegelisahan yang
ada.
§ Keenam, ajaklah
orang lain bekerja sama dalam mengatasi kegelisahanini paling tidak untuk ikut
memikirkan atau memberi perhatian atau memahami keadaan saudara.
Dari keenam jalan tersebut diatas itu bagi penderita tentu
tak bisa dengan terang atau pas dalam melaksanakannya kecuali jika
kegelisahannya telah berhenti. Jadi
memang harus ada orang lain yang membantunya.
Untuk mencapai ketentraman dan kedamaian secara mantap maka
gabungan berbagai pendekatan lebih membuka harapan untuk berhasil, termasuk doa
dan ibadah. Kita mungkun merasakan tegang dan gelisah menunggu sesuatu yang
sangat kita harapkan atau mencari
jawaban dari kesulitan-kesulitan yang dihadapi
dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Nevid,
J.S, Rathu, S.A dan Green, B. 2003.Psikologi Abnormal jilid 1. Jakarta:
Erlangga
Haber, A.
Dan Runyon, R.P. 1984. Psychology Of Adjustment. New York: The DorseyPrees
Sumadinata, N. 2004. Landasan Psikologi ProsesPendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya
Prasetyo,
joko Tri, Drs.,Ilmu Budaya Dasar, Rineka Cipta. Jakarta , 2004.
Prasetyo,Joko Tri, Drs.Dkk.,Ilmu Budaya Dasar,Rineka Cipta. Jakarta,
2009
Post a Comment